Ahmad Al-Sharifi : Turki, Israel dan Qatar Kobarkan Fitnah di Irak
Posted by
Unknown
at
5:24 AM
Ahmad al-Sharifi, pengamat Irak menuding Turki bersama Rezim Zionis Israel dan Qatar berusaha membentuk Timur Tengah baru, mengobarkan fitnah dan memecah belah Irak.
Dalam wawancaranya dengan televisi al-Alam Senin (31/12), al-Sharifi mengatakan, "Turki dengan menggandeng Qatar dan Israel berusaha keras menggagalkan proses politik di Irak melalui pengobaran fitnah dan kerusuhan antar mazhab."
Seraya memperingatkan kondisi saat ini di Irak, al-Sharifi menekankan urgensitas pengambilan keputusan cepat oleh para petinggi Baghdad khususnya Perdana Menteri Nouri al-Maliki. Ditambahkannya, iklim saat ini di Irak bukan saat yang tepat untuk toleransi politik.
Pengamat Irak ini mengingatkan, keraguan dalam mengambil keputusan terkait kekuasaan kubu mayoritas tidak menguntungkan pemerintah dan koalisi yang berkuasa di negeri ini.
"Rafi al-Issawi, menteri keuangan telah memprovokasi rakyat melalui pengobaran fanatisme mazhab terhadap pemerintah. Ini merupakan manifestasi dari pembangkangan terhadap proses politik nasional," ungkap al-Sharifi.
Ia manambahkan, lebih baik perdana menteri menindak dan mencopot pejabat yang mengobarkan api fitnah antar mazhab yang berusaha menciptakan keretakan proses politik di negara ini. Dan mengingat kecil kemungkinan al-Issawi bersedia mengundurkan diri maka diperlukan keputusan tegas dalam masalah ini.
Menurutnya mengingat tidak adanya kesiapan yang cukup, pemilu dini tidak akan berhasil. Ditambahkannya, kita membutuhkan pemerintahan mayoritas yang mampu mengambil keputusan terkait instansi dan kasus keamanan serta mencegah intervensi asing.
Pengamat masalah strategis Irak menilai faktor yang mencegah pemerintah mengambil keputusan berani adalah tidak adanya persatuan di koalisi nasional dan tidak adanya kesamaan visi antara perdana menteri dan parlemen di berbagai masalah.
Al-Sharifi seraya menyeru Kaolisi Nasional untuk komitmen dengan nilai moral dan janji mereka menambahkan, penentangan internal di tubuh koalisi telah membuat keputusan perdana menteri tergoncang.
Ia menekankan kesatuan visi kubu Koalisi Nasional dalam menyikapu berbagai isu politik dan mempertahankan pembentukan pemerintahan mayoritas oleh perdana menteri. Al-Sharifi memprediksikan bahwa di pemilu mendatang banyak tokoh terkemuka yang bakal memudar.
Pengamat ini menuntut dibentuknya agitasi untuk penyelenggaraan pemilu dini dan memperingatkan bahwa jika hak ini tidak dilakukan maka kondisi Irak akan semakin parah serta kerugian terbesar akan dihadapi Koalisi Nasional. Disebutkan bahwa Alinasi Negara Hukum pimpinan Nouri al-Maliki menuntut pembubaran parlemen dan digelarnya pemilu dini.
Aliansi ini mendesak Rafi al-Issawi meminta maaf karena menyampaikan pidato provokatif dan berusaha mengobarkan fitnah sektarian. Koalisi Negara Hukum menjelaskan, keluarga korban kejahatan di Irak menyebut Tariq al-Hashimi, wakil presiden yang melarikan diri ke Turki dan Rafi al-Issawi sebagai pelaku utama tertumpahnya darah anak-anak mereka karena kedua orang ini mendukung serta terlibat dalam operasi anti kemanusiaan dan pembantaian massal di negara ini. (IRIB Indonesia/MF/SL)
0 comments: