Irak Semakin Membara
Posted by
Unknown
at
3:33 AM
Friksi politik di Irak kian meningkat. Perang verbal antara
Perdana Menteri Nouri al-Maliki dan Ketua Parlemen, Osama al Nujaifi serta aksi
demo pro serta anti pemerintah mewarnai transformasi Irak saat ini.
Babak baru friksi politik di Irak muncul akibat penangkapan pengawal Rafi al-Issawi, menteri keuangan negara ini. Setelah penangkapan pengawal al-Issawi, provinsi yang mayoritas Sunni mulai bergolak dan warga menggelar aksi demo anti pemerintah.
Demonstran
selain memblokir jalur transformasi antara Irak, Suriah dan Yordania, juga
membawa bendera kelompok pemberontak Suriah, poster Perdana Menteri Turki Recep
Tayyip Erdogan dan bendera rezim terguling Irak. Sikap para demonstran di
kawasan Sunni Irak ini memaksa sejumlah elite politik dan pengamat baik dalam
maupun asing angkat suara. Menurut mereka ada upaya konspirasi di Irak dengan
menciptakan friksi antar etnis oleh kubu oposisi dalam dan asing terhadap
pemerintahan Nouri al-Maliki.
Sementara
itu, sejumlah elite politik Irak seperti Ketua Parlemen, Osama al-Nujaifi dan
Wakil perdana menteri, Saleh al-Mutlaq secara terang-terangan mendukung aksi
demonstran yang ilegal dan merusak stabilitas nasional negara ini.
Sikap
demonstran dan pendukung dalam serta asingnya telah membangkitkan reaksi
Maliki. PM Irak seraya mengkritik sikap politik al-Nujaifi menyatakan bahwa
ketua parlemen telah kehilangan legalitasnya dan tidak memiliki kelayakan lagi
untuk memimpin lembaga legislatif ini.
Maliki
meyakini bahwa undang-undang yang dirilis parlemen dan kabinet Irak serta
perdana menteri tidak memiliki wewenang membatalkan konstitusi yang disahkan
oleh lembaga legislatif ini. Maliki menilai al-Nujaifi bertanggung jawab atas
undang-undang yang dituntut oleh mayoritas demonstran di berbagai kota ini.
Salah satu UU paling nyata adalah perang anti terorisme.
Statemen
Maliki ini langsung menuai reaksi dari al-Nujaifi. Ketua parlemen Irak menuding
Nouri al-Maliki meregulasi UUD, melanggar independensi lembaga yudikatif dan
memasung hak kebebasan berpendapat warga serta anggota parlemen.
Dakwaan
al-Nujaifi terhadap Maliki dilontarkan di saat PM Irak paling getol mereaksi
aksi protes warga, tidak seperti al-Nujaifi dan pendukung Barat serta Arabnya.
Sejumlah rakyat Irak di sejumlah wilayah seperti Provinsi Thi Qar dan Najaf
menggelar aksi demo membela Nouri al-Maliki dan menilai aksi demo di provinsi
Sunni negara ini sengaja diorganisir untuk mengobarkan friksi sektarian.
Para
demonstran ini berusaha untuk tidak terjebak dalam fitnah sektarian dengan
meningkatkan kewaspadaan mereka. Oleh karena itu, slogan-slogan seperti
"Kami tidak akan menjual saudara kami baik Sunni maupun Syiah"
termasuk upaya mereka untuk mencegah kian parahnya friksi sektarian.
Yang
jelas friksi politik saat ini di Irak yang disetir oleh sejumlah pemimpin Arab
dan Barat anti Nouri al-Maliki serta intervensi anasir internal yang berafilisi
dengan kubu asing ini sangat mengancam stabilitas keamanan nasional Irak. Jika
konspirasi ini tidak segera diatasi maka kondisi di Irak secara perlahan
namun pasti akan berubah seperti di Suriah. Ini memang termasuk dalam agenda
kubu asing. (IRIB Indonesia/MF/NA)
0 comments: