Konspirasi Baru Ancam Kedaulatan Irak
Posted by
Unknown
at
5:05 AM
Irak selama ini selain diguncang berbagai aksi teror yang pernah usai serta memakan korban besar baik di pihak warga sipil maupun militer, kini kembali dihadapkan pada konspirasi baru musuh. Setelah aksi teror ternyata masih belum ampuh untuk menumbangkan pemerintahan Irak dan pengobaran friksi antara pemerintah pusat dan otorita Kurdistan juga belum berhasil, kini musuh mulai mengobarkan fitnah baru di tengah masyarakat serta memprovokasi mereka untuk bangkit menentang Baghdad.
Kali ini Provinsi al-Anbar menjadi lokasi konspirasi musuh-musuh Irak. Warga daerah yang mayoritas bermazhab Sunni ini diprovokasi untuk menentang pemerintah Baghdad. Awalnya isu yang diangkat untuk membangkitkan kemarahan warga adalah penangkapan pengawal menteri keuangan negara ini.Dan seiring dengan meningkatnya aksi protes anti pemerintah di Provinsi al-Anbar, Irak barat pemerintah Baghdad terpaksa menerapkan kondisi darurat di provinsi ini.
Setelah penangkapan pengawal Menteri Keuangan Irak, Rafi al-Issawi dengan dakwaan terlibat dalam aksi terorisme, meletuslah gelombang protes di Provinsi al-Anbar yang mayoritas Sunni. Dengan provokasi sejumlah kelompok Irak, khususnya List al-Iraqiya yang dipimpin Iyad Allawi aksi protes ini semakin meluas.
Menurut laporan Kurdpers mengutip Sky News, menyusul eskalasi protes dan pengumuman aksi mogok massal di Provinsi al-Anbar serta penutupan jalan yang menghubungkan negara ini dengan Yordania, pemerintah Irak menerapkan kondisi darurat di daerah ini. Pemerintah Baghdad juga setelah aksi protes kian meluas di al-Anbar langsung mencopot gubernur provinsi ini dan menyerahkan kontrol daerah tersebut kepada seorang komandan militer.
Di sisi lain, Nouri al-Maliki, Perdana Menteri Irak (Jumat 28/12) menyeru para demonstran untuk berunding dan menyuarakan tuntutannya ketimbang memblokir jalan serta menciptakan api fitnah dan kekerasan etnis.
Maliki di pidatonya memperingati satu tahun penarikan militer AS dari Irak menyebut kondisi negara ini senantiasa dihadapkan pada masalah rumit. "Pemerintah Baghdad yang menolak undang-undang tentang minoritas dan mayoritas sejatinya telah meletakkan sendi-sendi penting dan legal," ungkap Maliki.
Maliki seraya menekankan urgensitas menjaga hak seluruh kubu politik di Irak menekankan bahwa negara ini berdiri di atas pondasi demokrasi dan kebersamaan, oleh sebab itu, berbagai pihak harus menyadari kondisi ini dengan baik.
Ratusan warga Irak di berbagai provinsi negara menggelar aksi demo di kota Fallujah, Provinsi al-Anbar dan menuntut pembebasan para pengawal Rafi al-Issawi yang didakwa terlibat dalam aksi terorisme di negara ini.
Sementara itu, sikap Maliki dalam menghadapi aksi protes warga dinilai cukup bertanggung jawab. Ia pun berani mengakui bahwa sejumlah tuntutan demonstran legal dan ia berjanji untuk mengkajinya. Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki hari Sabtu (29/12) saat bertemu dengan delegasi ulama, termasuk Mehdi al-Sumaidaie, mufti Ahlu Sunnah di Baghdad menjelaskan bahwa sejumlah tuntutan demonstran seperti masalah tahanan dan perempuan adalah benar. Ia berjanji akan menjalankan tuntutan tersebut.
Lantas pihak mana yang berani mengobarkan api fitnah di Irak saat ini khususnya di wilayah al-Anbar. Berbagai jajak pendapat yang digelar di Irak menyebutkan bahwa Turki menjadi biang keladi dari aksi protes di al-Anbar dan sejumlah wilayah sekitarnya.
Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa Turki tengah menggelar konspirasi untuk memecah belah Irak dan menjajah sejumlah wilayah negara ini. Sebuah polling resmi terkait kebijakan pemerintah Turki di Irak menunjukkan bahwa Ankara memiliki sakit hati terhadap Baghdad serta berusaha memecah belah Irak dan menguasai sejumlah wilayahnya.
Responden yang berpartisipasi di jajak pendapat yang digelar lembaga riset al-Faidh menunjukkan 746 warga di antaranya 66 warga Baghdad meyakini Turki menjalankan kebijakan negatif terhadap Irak dan program tersebut berusaha memecah belah negara ini serta menguasai sebagian wilayahnya.
Hasil jajak pendapat ini juga menunjukkan, 52 persen warga Irak meyakini Turki sebagai musuh Nouri al-Maliki, perdana menteri negara ini dan 55 persen lainnya menilai Ankara sahabat mantan wakil presiden, Tariq al-Hashimi yang divonis mati melalui pengadilan negara ini. Saat ini al-Hashimi dilaporkan berada di Suriah.
Berdasarkan hasil jajak pendapat ini sekitar 49 responden meyakini bahwa Usama al-Nujaifi , ketua parlemen Irak serta anggota List al-Iraqiya juga sekutu Turki. 61 persen warga Irak juga meyakini bahwa Turki tidak menunjukkan sikap tetap terhadap struktur nasional Irak dan serta lebih condong kepada kelompok Sunni serta etnis Turki.
Jajak pendapat yang melibatkan 33 kepala instansi pemerintah, 57 dokter, 57 insinyur, 47 pengacara, 52 pakar farmasi, 500 sarjana dan 98 akademisi menunjukkan 53 persen warga Irak menilai Turki tengah mendukung pembentukan wilayah Sunni di Irak dan 13 persen mengatakan bahwa Ankara ingin menciptakan wilayah Kurdi di Irak.
Masih menurut hasil polling ini, 57 persen responden menyatakan Turki senantiasa berusaha menjadikan Mosul sebagai wilayahnya. 26 persen etnis Syiah dan 37 persen warga Sunni Irak meyakini adanya rencana seperti ini di tengah pengambil keputusan Turki. (IRIB Indonesia/MF)
0 comments: